Obligasi sering dianggap sebagai salah satu instrumen investasi yang memberikan stabilitas dalam portofolio. Sebagai bentuk surat utang, obligasi menawarkan pendapatan tetap yang berasal dari pembayaran bunga secara berkala dan pengembalian pokok pada saat jatuh tempo. Meskipun tidak memberikan potensi keuntungan yang sebesar saham, obligasi dikenal karena risikonya yang lebih rendah dan dapat berfungsi sebagai penyeimbang yang ideal dalam portofolio investasi yang lebih berisiko. Oleh karena itu, banyak investor memilih obligasi untuk menambah elemen stabilitas dalam portofolio mereka.

Salah satu manfaat utama berinvestasi di obligasi adalah mimpi44 pendapatan tetap yang dihasilkan dari bunga. Setiap obligasi memiliki tingkat kupon yang ditetapkan, yang berarti investor akan menerima pembayaran bunga pada interval tertentu, misalnya setiap kuartal atau tahunan. Pembayaran bunga ini dapat memberikan aliran kas yang konsisten, yang sangat berharga bagi investor yang mencari stabilitas finansial, terutama di masa pensiun atau saat membutuhkan penghasilan pasif. Selain itu, obligasi sering kali dianggap lebih aman dibandingkan dengan saham, karena perusahaan atau pemerintah yang menerbitkannya memiliki kewajiban untuk membayar kembali utangnya pada saat jatuh tempo.

Obligasi juga menawarkan potensi untuk mendiversifikasi risiko dalam portofolio. Karena harga obligasi dan saham biasanya bergerak berlawanan arah—saat pasar saham turun, harga obligasi cenderung naik—investasi di obligasi dapat membantu mengurangi volatilitas keseluruhan portofolio. Ini sangat berguna selama periode ketidakpastian pasar atau krisis ekonomi, di mana saham bisa mengalami penurunan nilai yang signifikan. Oleh karena itu, obligasi sering kali berfungsi sebagai "penyangga" dalam portofolio investasi yang berfokus pada pertumbuhan.

Namun, penting untuk memilih obligasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko Anda. Obligasi pemerintah biasanya dianggap lebih aman, sedangkan obligasi korporasi memiliki risiko lebih tinggi, namun memberikan potensi imbal hasil yang lebih besar. Dalam menghadapi inflasi, investor juga perlu memperhatikan jenis obligasi yang dipilih, karena inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli hasil bunga obligasi. Untuk itu, obligasi yang terindeks inflasi, seperti obligasi negara dengan pengaturan suku bunga yang dapat disesuaikan, dapat menjadi pilihan yang lebih baik dalam kondisi ekonomi tertentu.